Mengenaliberbagai penyakit umum yang biasa terjadi di musim hujan akan membuat Anda lebih waspada untuk mencegah penularannya. Berikut adalah jenis penyakit saat musim hujan. Jenis Penyakit yang Sering Menyerang Saat Musim Hujan. 1. Diare; Penyakit ini ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat dibandingkan biasanya. Diare
Berikutadalah jenis-jenis penyakit yang mudah menjangkit di saat musim hujan & cara mencegah serta mengatasi penyakit itu. Penyakit di Musim Hujan: Diare. Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri di usus besar yang mengakibatkan BAB menjadi encer. Jika infeksi menjadi lebih parah, BAB bisa jadi akan mengandung darah.
Karenakelinci akan menghasilkan banyak anak ketika berkembang biak. Ketika itu Rabbit Island akan seperti neraka untuk mereka. Ahli juga mengatakan bahwa kelinci-kelinci di Songdo tidak disteril. Mereka juga tidak tahu ada berapa pejantan dan betina yang hidup di sana. Tak ada vaksin, dan ini akan membuat kelinci-kelinci semakin menderita.
Namun ada baiknya menyediakan kondisi yang menguntungkan bagi hewan. Ini akan membantu menghindari masalah seperti pembekuan kaki dan telinga, munculnya berbagai penyakit dan penyakit lainnya. Karakteristik pemuliaan. Anehnya, di musim dingin, kelinci terlahir lebih kuat dan bulunya lebih baik daripada individu yang lahir di musim lain.
Bakteridan kuman penyakit ada di sekitar kita. Saat musim hujan, mereka akan mudah berkembang biak. Manusia menjadi rentan terserang penyakit.
kIQB. nastya_gepp/Pixabay Tipss memelihara kelinci di rumah saat musim hujan. - Bukan hanya kucing dan anjing, memelihara kelinci di rumah juga bisa menjadi teman yang menyenangkan. Hewan berbulu lebat ini bisa sangat menggemaskan saat bermain di halaman rumah. Tapi sayangnya, banyak orang yang tidak memberikan perawatan ekstra pada hewan ini saat musim hujan datang. Berbeda dengan anjing dan kucing, kelinci lebih sensitif sehingga mudah terserang penyakit. Dengan perawatan yang salah bukan hanya sakit, kelinci juga bisa mati karena terlambat diberi penanganan. Karena itu, bagi teman-teman yang memiliki atau ingin memelihara kelinci di musim hujan ini harus memperhatikan beberapa tips penting ini. 1. Jaga Asupan Makanan dan Air Pada musim penghujan, teman-teman sebaiknya tidak terlambat untuk memberikan makan. Dengan cuaca yang dingin, hewan ini bisa mudah terserang diare jika perut kosong terlalu lama. Baca Juga Tidak Menggunakan Tanda Tangan hingga Punya Pulau Kelinci, Ini 5 Fakta Unik Jepang Selain itu, hewan ini juga gemar sekali makan camilan, jadi awasi persediaan makan yang ada di dalam kandang agar selalu terisi dengan cukup. Sedangkan untuk air, teman-teman tetap harus memberikan air bersih secara rutin. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Halodoc, Jakarta - Beberapa penyakit tak mengenal musim atau waktu alias bisa menyerang kapan saja. Namun, ada pula beberapa penyakit yang angka kejaiannya atau penularannya meningkat di musim tertentu, contohnya musim penghujan. Apalagi bila penghujan menimbulkan banjir, makin banyak saja sederet penyakit yang bisa menghantui kita. Lalu, penyakit apa saja sih yang umumnya rentan terjadi dan harus kita waspadai selama penghujan? Berikut pembahasannya! Baca juga Tetap Sehat di Musim Hujan? Bisa kok! 1. Influenza Sebenarnya, penyebaran virus flu di negara kita tak mengenal bulan atau musim tertentu. Sebab secara epidemiologi, sirkulasi virus influenza di Indonesia selalu ada tiap tahunnya. Berbeda dengan di negara Amerika Serikat dan Australia, di kedua negara tersebut sirkulasi virus flu mencapai puncaknya pada musim dingin. Virus flu ini seringkali meningkat kasusnya di musim pancaroba dan hujan. Penyebabnya belum diketahui pasti, tetapi ada dugaan di masa tersebut sistem imun tubuh terhadap penyakit atau virus jadi berkurang. Virus penyebab penyakit flu ini dapat dengan mudah menyebar melalui udara atau air ludah. Virus penyebab penyakit ini pun dapat dengan mudah bermutasi setiap waktu, sehingga sistem imunitas tubuh sulit mendeteksi virus yang satu ini. Ini karena sulitnya sistem imun tubuh mendeteksi virus influenza ini, maka tubuh cenderung lebih mudah terkena flu. Lalu, bagaimana cara mencegah flu di musim penghujan? Perkuatlah sistem imun. Misalnya, dengan mengonsumsi makanan bergizi secara teratur, rutin berolahraga, menjaga gaya hidup sehat, dan istirahat yang cukup. Selain itu, apabila diperlukan kita dapat mengonsumsi suplemen vitamin C untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam melawan virus penyebab influenza. Leptospirosis Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO - “Flooding and communicable diseases fact sheet”, banjir juga berpotensi menimbulkan penyakit menular lainnya seperti leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri nakal, namanya Leptospira. Dalam kebanyakan kasus, leptospirosis sering disebarkan oleh hewan. Mulai dari tikus, sapi, anjing, dan babi. Bakterinya bisa disebarkan lewat urine atau darah dari hewan yang telah terinfeksi. Nah, menyoal musim hujan ini, tikus sering kali menjadi biang keladi penyebaran leptospirosis. Lantas, seperti apa gejala dari penyakti ini? Menurut jurnal dalam National Institutes of Health di US National Library of Medicine, gejalanya bisa berupa demam, nyeri otot, batuk kering, mual, muntah, diare, mengigil kedinginan, atau sakit kepala. Selain itu, ada pula sebagian kecil pengidapnya yang mengalami sakit tulang, nyeri sendi, limfa atau hati yang membesar, konjungtivitis, ataupun pembesaran kelenjar getah bening. Hal yang perlu diawasi, gejala-gejala di atas bisa berkembang dalam 2 hingga 26 hari rata-rata 10 hari. Baca juga Waspada Banjir, Ini Bahaya Genangan Air bagi Kesehatan Diare Selain tiga penyakit di atas, diare merupakan penyakit di musim hujan yang juga mesti diwaspadai. Meski kelihatannya sepele, diare yang tak kunjung sembuh diare kronis bisa berbahaya, lho. Diare sendiri umumnya disebabkan karena konsumsi makanan yang telah terkontaminasi virus, parasit, atau bakteri. Bagaimana dengan diare di musim hujan? Diare di musim hujan umumnya disebabkan gegara serangan bakteri Salmonella, Cholera, dan Shigella. Biasanya diare hanya berlangsung selama beberapa hari, tetapi bisa juga berminggu-minggu. Nah, segeralah temui dokter bila diare tak kunjung sembuh. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tifus Penyakit di musim hujan lainnya yang mesti diwaspadai contohnya tifus. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, yang menyebar lewat makanan yang telah terkontaminasi. Umumnya, penyakit ini sering ditemukan di negara-negara berkembang. Seseorang yang mengidap penyakit ini bisa mengalami beragam gejala. Mulai dari demam, sakit kepala, sakit perut, konstipasi, ataupun diare. Jangan main-main dengan infeksi Salmonella. Sebab jika infeksi Salmonella memasuki aliran darah bakteremia, ia dapat menginfeksi jaringan di seluruh tubuh kita, termasuk Jaringan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang meningitis. Lapisan jantung atau katup jantung. endokarditis. Tulang atau sumsum tulang osteomielitis. Baca juga Rentan Terjadi saat Banjir, Ini 9 Gejala Penyakit Tifus Demam dengue Masih dari WHO, demam dengue merupakan penyakit yang rentan terjadi di musim penghujan, terutama saat banjir terjadi. Awas, demam dengue ini bisa menyebabkan komplikasi yang fatal. Contohnya, menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. Singkat kata, bila tak segera ditangani, demam dengue bisa mengancam nyawa. Alasannya bisa mengakibatkan demam berdarah dengue DBD. Seseorang yang mengidap DBD bisa mengalami muntah secara terus-menerus, perdarahan pada hidung dan gusi, darah pada urine, nyeri perut, cepat lelah, hingga sulit bernapas dan syok. Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play! Referensi World Health Organization WHO. Diakses Januari 2020. Flooding and Communicable Diseases Fact Sheet. Mayo Clinic. Diakses Januari 2020. Diseases & Conditions. Dengue Fever. MedicineNet. Diakses Januari 2020. Diarrhea Causes, Medicine, Remedies, and Treatment. US National Library of Medicine - NIH. Januari 2020. Leptospirosis.
Sebagai pemilik hewan peliharaan, tentunya kamu harus merawat kelinci dengan baik. Namun, jangan lupa untuk memahami berbagai penyakit kelinci yang mungkin terjadi. Apa saja? Simak di merupakan jenis mamalia yang cukup populer untuk dipelihara. Hewan berwajah imut ini bisa menjadi teman manusia. Jika dirawat dengan baik, kelinci bisa hidup sampai umur belasan tahun. Meski kelinci memiliki tingkah yang menggemaskan, mereka juga bisa terkena penyakit. Sebagai pemilik, kamu perlu waspada terhadap penyakit kelinci. Apa saja jenis-jenis penyakit yang menyerang kelinci? Berikut ulasannya. Berbagai Jenis Penyakit Kelinci Dengan memahami jenis-jenis penyakit kelinci, kamu bisa melakukan pencegahan danmemahami apa yang harus dilakukan jika hewan peliharaan sakit. Berikut 10 penyakit pada kelinci yang penting untuk diketahui 1. Bengkak Abses Pembengkakan pada bagian tubuh kelinci umumnya diakibatkan abses atau nanah. Penyakit ini biasa muncul di sekitar kepala dan membuatnya benjol. Jika kamu menemukan benjolan tak biasa pada tubuh atau kepala kelinci, segera hubungi dokter hewan untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. 2. Keracunan Kelinci bisa mengalami keracunan akibat salah mengonsumsi makanan, terutama makanan yang tidak biasa dikonsumsi. Kelinci akan mengalami diare, nyeri perut, kolik, otot kejang, nafsu makan berkurang, kelumpuhan, bahkan kematian. Sangat penting memperhatikan jenis makanan apa saja yang dikonsumsi kelinci untuk mencegah keracunan. 3. Kepala Miring Kemiringan kepala pada kelinci bisa disebabkan infeksi bakteri pada telinga tengah atau bagian dalam. Selain itu, infeksi otak juga bisa membuat kepala kelinci menjadi miring. Penyebab umum terjadinya kepala miring adalah parasit encephalitozoon cuniculi. Pada kelinci, parasit tersebut biasanya menyerang otak dan ginjal. Jenis parasit ini cukup berbahaya karena bisa menular ke manusia. Saat kelinci terpapar parasit, mereka akan kesulitan berdiri dan kepalanya akan miring atau berputar ke satu arah. Segera bawa ke dokter hewan saat kelinci mengalami kondisi ini. Drh. Jepriadi Kertawinata menjelaskan bahwa penyebaran parasit encephalitozoon cuniculi sangat mungkin menyebar ke manusia, terutama pada mereka yang memiliki riwayat penyakit imunosupresi seperti HIV atau penyakit autoimun. 4. Kehilangan Nafsu Makan Kehilangan nafsu makan bisa terjadi secara bertahap ataupun tiba-tiba. Kondisi ini terjadi karena kelinci mengalami sakit perut, pembengkakan pada saluran cerna atau peningkatan air liur yang berlebihan. Kehilangan nafsu makan sebenarnya bukanlah indikator spesifik penyakit pada kelinci, tetapi bisa menjadi tanda penyakit serius. Misalnya, masalah pencernaan yang menyebabkan kurangnya pergerakan motilitas usus atau bisa juga disebabkan oleh parasit seperti Eimeria kelinci enggan makan lebih dari enam jam, segera bawa ke dokter hewan untuk memeriksakan kondisi pencernaannya. 5. Myxomatosis Myxomatosis adalah penyakit virus yang disebarkan melalu gigitan serangga seperti kutu dan nyamuk. Penyakit kelinci ini menyebabkan pembengkakan bertahap pada area mata, telinga, anus, dan alat kelamin. Untuk menghindari virus ini, kamu bisa membawa kelinci ke dokter hewan untuk mendapatkan vaksinasi. 6. Penyakit Hemoragik Virus Kelinci Penyakit hemoragik pada kelinci biasanya dapat disebabkan oleh Lagovirus. Penyebarannya antar kelinci melalui kontak langsung dan tidak langsung, misalnya akibat makanan, alas tidur, atau air minum yang terkontaminasi hewan yang sakit. Kelinci yang mengalami penyakit hemoragik akan mengalami beberapa gejala, seperti demam, kelumpuhan, mimisan, dan diare yang berdarah. Untuk menghindari penyakit hemoragik, vaksinasi kelinci adalah cara Kelumpuhan Kelumpuhan pada kelinci bisa terjadi akibat patah tulang atau kerusakan saraf. Kelinci yang mengalami lumpuh pada kedua kaki belakang, lebih mungkin dikaitkan dengan cedera tulang belakang. Hal ini bisa diakibatkan patah tulang atau kerusakan saraf. Cedera semacam ini bisa terjadi pada setiap kelinci. Saat kelinci mengalami cedera, segera bawa pergi ke dokter hewan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kelumpuhan. 8. Infeksi Pernafasan Penyakit pada kelinci berikutnya adalah infeksi pernapasan. Gejalanya antara lain kelinci mengeluarkan cairan dari mata dan hidung, serta napas tidak teratur. Kelinci akan tampak bernapas cepat dengan mulut selalu terbuka. 9. Tungau di Telinga Psoroptes cuniculi adalah jenis parasit yang menyebabkan tungau di telinga. Gejala utamanya adalah kulit telinga dalam bersisik dan berkerak. Akibat infeksi parasit ini bulu di area telinga kelinci juga dapat mengalami kerontokan bahkan kebotakan. Saat kelinci mengalami kondisi ini, periksakan ke dokter hewan. Hal ini karena tungau di telinga bisa menyebabkan hilangnya keseimbangan tubuh dan kemampuan pendengaran kelinci. 10. Penyakit Hama Lalat Penyakit hama lalat disebabkan oleh lucilia sericata atau lalat botol. Gerombolan lalat akan datang dan menempel pada bulu kelinci saat musim panas. Lalat yang menempel pada tubuh dan kulit akan bertelur, kemudian melahirkan belatung yang bisa memakan daging kelinci lewat kulit. Umumnya, bagian tubuh yang sering ditempeli hama ini adalah bawah perut, ekor, dan anus. Mengetahui berbagai penyakit yang bisa menyerang kelinci, bisa menjadikan kamu lebih peduli dan waspada terhadap kesehatan hewan peliharaan. Selalu JagaSehatmu dan kelinci kesayanganmu agar terhindar dari berbagai penyakit. Jika kamu memerlukan konsultasi dengan dokter hewan, kamu bisa langsung melakukan konsultasi lewat fitur layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter!DA/NMKesehatan Hewan
. Biasanya bulan desember sampai maret, banyak pertanyaan yang diajukan tentang keluhan banyaknya kelinci yang mati, kelinci tidak mau makan, kelinci anakan kembung dan kelinci indukan mati. Apakah kita termasuk setuju dalam hal ini, antara lain Musim hujan sudah menjadi biasa kelinci akan mudah sakit atau mati Hawa/ angin dingin akan menjadi masalah buat kelinci musim hujan, hijauan banyak yang muda, sehingga kelinci tidak kuat Kelinci tidak tahan pada musim hujan. Tidak bagus memelihara kelinci di musim hujan. Semua komentar itu kelihatannya benar adanya karena pada musim hujan telah terjadi kematian atau penyakit pada kelinci. Mari kita rubah pandangan itu menjadi Kita tingkatkan kasih sayang kita pada kelinci, kalau kelinci kelihatan kedinginan, perlu kita beri tirai agar tidak kedinginan, dan kelinci dibuat nyaman. Makanan pada musim dingin, volume pakan harus ditambah, terutama yang mengandung protein tinggi dan karbohidrat Kelinci dimusim dingin, berlu ditambah tambahan vitamin, yaitu vit B, Vit A dan harus diberi vi C., paling tidak dua minggu sekali Berilah asupan bakteri untuk penyeimbangan jumlah imbangan bakteri positif dan negatif, agar ketahanan dan daya tahan tubuh kelinci meningkat. bisa pakai GMP Khususnya malam hari, berilah tambahan penerangan lebih terang dan tambahan makanan hijauan, terutama jam 10 malam. Jangan biasa memberikan pakan yang basah pada musim dingin, misalnya maaf ampas tahu, ampas tapioka, tidak masalah katul atau bahan yang lain berujud mess diberi air matang dan diaduk, Untuk pendukung, disarankan Usahakan dibawah kandang jangan ada air atau becek, bila perlu di pel atau di sapu biar bersih. Jangan ada kotoran banyak menempel pada lantai kandang. Ventilasi udara bisa dikurangi, tetapi ditambah sinar matahari masuk, misalnya menggunakan asbes plastik atau genting kaca. Setiap sebelum memberi pakan, pakan lama harus dibersihkan bla perlu tempat dicuci agar tidak tejadi fermentasi atau jamur yang berkembang. Air minum pagi dan sore wajib diganti, jangan hanya di tambah minum. Buatlah jadwal rutin dan tepat ke kadang kelinci untuk mengurusnya. Setalah melakukan hal tersebut, semoga tida terjadi lagi masalah kelinci. Semoga 10 Maret 2011 - Posted by Tentang Prestasi
– Saat memasuki musim hujan tiba, kiranya penting bagi siapa saja untuk senantiasa menjaga atau bahkan meningkatkan daya tahan tubuh. Pasalnya, beberapa penyakit yang cenderung mudah menular atau menyebar pada musim lagi, jika hujan yang mengguyur menyebabkan banjir. Baca juga 7 Fakta Penting tentang Demam Berdarah DBD Berikut ini adalah beragam penyakit yang patut diwaspadai saat musim hujan Dokter menjelaskan penyakit tipes bisa menyebabkan kematian. Namun, dengan pengobatan tepat dan cepat, penyakit ini mudah disembuhkan. 1. Diare Diare adalah penyakit yang sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu personal hygine. Pada saat musim hujan dengan curah hujan tinggi, maka potensi bajir meningkat. Sementara, banjir berkaitan erat dengan kebersihan. Di mana, pada saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan ikut tercemar. Dengan demikian, ketersediaan air bersih menjadi terbatas dan potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat. Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan Kemenkes, untuk menanggulangi penyakit diare, masyarakat disarankan untuk tetap waspada dengan melakukan beberapa hal berikut Membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan dan setelah buang air besar BAB Merebus air minum hingga mendidih Menjaga kebersihan lingkungan Hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal Segera hubungi petugas kesehatan terdekat bila mengalami gejala diare Baca juga 5 Penyebab Sering Diare pada Malam Hari yang Perlu Diwaspadai 2. Demam berdarah Selain diare, penyakit demam berdarah dengue DBD juga menjadi salah satu penyakit yang patut diwaspadai pada saat musim hujan. Hal itu dikarenakan, pada musim hujan besar kemungkinan akan terjadi peningkatan jumlah tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti. Di mana, ketika hujan, akan ada semakin banyak genangan air dan sampah yang dapat memicu berkembang biaknya nyamuk pembawa virus dengue tersebut. Guna mencegah atau mengatasi persoalan DBD saat musim hujan, masyarakat pn disarankan melakukan beberapa hal berikut Berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3M yaitu, mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teraturm dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat Segera membawa anggota keluarga ke fasilitas kesehatan jika mengalami sakit dengan gejala panas tinggi yang tidak jelas sebabnya, disertai adanya tanda-tanda perdarahan Baca juga 3 Jenis Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Demam Berdarah DBD 3. Leptospirosis Penyakit leptospirosis adalah salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans dan ditularkan melalui hewan. Di Indonesia, hewan yang kebanyakan dapat menularkan penyakit tersebut adalah tikus, melalui kotoran air seseorang berada di sekitar tanah atau air tempat hewan yang terinfeksi buang air, kuman dapat menyerang tubuh mereka melalui luka di kulit, seperti goresan, luka terbuka, termasuk luka yang sudah mulai kering. Bakteri Leptospira juga bisa masuk melalui hidung, mulut, atau alat kelamin. Berikut ini adalah langka-langkah untuk mengantisipasi penyakit Leptospirosis Menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan hindari bermain air pada saat banjir, terutama pada saat memiliki luka Gunakan pelindung misalnya sepatu bila ke daerah banjir Segera berobat ke sarana kesehatan apabila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala disertai menggigil Baca juga 10 Gejala Leptospirosis, Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan 4. Infeksi saluran pernapasan akut ISPA ISPA termasuk juga penyakit yang perlu diwaspadai saat musim hujan. ISPA dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dari penyakit ini, yakni batuk dan demam yang bisa disertai dengan sesak napas hingga nyeri dada. Berikut ini cara mengatasi ISPA yang dapat dilakukan Cukup istirahat Pengobatan simtomatis sesuai gejala Meningkatkan daya tahan tubuh Menutup mulut ketika batuk dan tidak meludah sembarangan agar orang di sekitar tidak tertular oleh penyakit Salah satu tempat yang dapat menimbulkan terjangkitnya penyakit ISPA saat musim hujan adalah pengungsian, karena di sana banyak orang berkumpul. Baca juga 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik 5. Penyakit kulit Masalah kesehatan lain yang sering muncul pada musim hujan dan banjir adalah penyakit kulit, bisa berupa infeksi atau alergi. Gangguan kesehatan ini pada dasarnya dapat terjadi karena kebersihan yang tidak terjaga dengan baik. Berikut ini cara mencegah dan mengatasi penyakit kulit yang rawan terjadi saat musim hujan Selalu menjaga kebersihan kulit dan lingkungan Gunakan pelembab untuk mencegah kulit menjadi kering dan kusam Penyakit kulit yang muncul akibat infeksi jamur bisa diobati dengan obat salep antijamur atau antibiotik sesuai saran dokter Baca juga 10 Cara Mengatasi Kulit Kering secara Alami 6. Demam tifoid atau tipes Tifus atau tipes adalah penyakit yang perlu juga diwaspadai oleh masyarakat saat memasuki musim hujan. Faktor kebersihan makanan memegang peranan penting dalam terjangkitnya penyakit akibat infeksi bakteri Salmonella typhi ini. Selain itu dapat terjadi perburukan penyakit kronik yang memang sudah diderita sebelumnya, karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan yang menimbulkan banjir. Baca juga 10 Gejala Tipes pada Anak dan Cara Mengobatinya Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
penyakit kelinci di musim hujan